Pages

Wednesday, January 28, 2015

Kerajinan Fiber Glass Benda Hias



 ZAENAL ARIFIN
XI MIA 2


Sumber : media2give.blogspot.com

Fiber Glass merupakan salah satu bahan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia senirupa dalam berkarya senirupa dibidang 3 dimensi. Menggunakan bahan fiber glass dalam berkarya senirupa 3 dimensi tentunya menggunakan teknik cetak. dan banyak sekali yang bisa dibuat menjadi karya senirupa 3 dimensi yang sangat menarik, baik karya senirupa murni seperti patung, ataupun sebagai karya senirupa terapan sebagai benda hias atau benda pakai. itu semua tergantung dari kreatifitas dari seniman pembuatnya. Berikut berbagai alat dan bahan yang sering digunakan untuk berkarya seni (patung, kriya) atau barang seni pakai dengan teknik cor atau cetak. Berikut contoh membuat Fiberglass :

Memiliki benda yang unik memang menyenangkan,selain bisa dijadikan koleksi benda tersebut juga jadi kebanggaan tersendiri jika kita memilikinya.Ada banyak sekali benda unik yang dapat kita temukan mulai dari yang sudah jadul maupun di era modern saat ini.Salah satunya adalah gantungan kunci.Mmm,apa uniknya ya,kayaknya udah biasa diliat.Ya,betul.. memang benda biasa sih,tapi kalau kita bisa berkreasi dengan bentuknya bisa jadi barang yang unik juga lho.Apalagi jika bisa membuatnya sendiri dari bahan yang berbeda,misalkan saja dengan fiberglass.

Artikel Mengenai Bambu. (Pengertian dan manfaatnya)

Bambu Di Kehidupan Kita
oleh: Yustika Aghniya

Assalamualaikum, hai teman-teman pada kali ini saya akan membahas mengenai bambu di kehidupan kita. Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. 
Karena itulah di dunia kita ini, bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. (sumber: wikipedia.org)

Manfaat bambu

kalau di desa-desa biasa dipakai untuk memotong pusar bayi dan sunatan, permainan tradisional, sampai kremasi jenazah. Aktifitas kehidupan sehari-haripun tak luput dari pemanfaatan bambu sebagai bahan makanan (rebung), pembungkus makanan (daun), makanan ternak (pucuk muda), sapu lidi, kerajinan untuk kebutuhan rumah tangga, cinderamata dan mebeuler.
Manfaat lain dari  bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata.   Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik lahan basah/kering),  tidak membutuhkan investasi besar,  pertumbuhannya  cepat.
Memperhatikan manfaat bamboo, beberapa Negara asia  diantaranya china  telah menggunakannya bambu sebagai tanaman utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi.
Manfaat bamboo dalam teknologi sangat menjanjikan, memiliki peluang industri dengan investasi kecil, penggunaan teknologi pengolahan sederhana dan siklus panen bamboo sangat pendek dan berkesinambungan.  (sumber: jakartagonjang-ganjing.blogspot.com)

Bambu sebagai benda hias

Saat ini, bambu yang sering kita temui dapat dijadikan sebagai benda hias lho, kayak cinderamata seperti yang sudah disebutkan diatas, kemudian air mancur bambu, bahkan lampu.
Inilah contoh benda hias yang terbuat dari bambu.


(Sumber gambar: bahan-membuat.com)

Nah, dengan membuat kerajinan dari bambu ini selain kita meminimalisir penggunaan bahan kimia, kita juga memanfaatkan apa yang ada di alam kita guys. Apa yang tuhan berikan, namun ingat! dalam pengambilan bambu jangan asal tebang ya gunakan seperlunya.

Bambu sebagai benda fungsional
Bambu, disamping menjadi hiasan ia juga sebagai benda fungsional. Kayak lampu dari bambu... Fungsinya kan untuk penerangan, selain hiasan ada nilai fungsi juga kan... bukan hanya estetika.
Contoh benda fungsional dari bambu tuh seperti kursi dan meja, perabotan rumah dan lain- lain





INDUSTRI  KERAJINAN
Pengembangan wirausaha Indonesia terus digerakan dan telah mendapat perhatian banyak kalangan diluar Maluku dengan fokus pola usaha kerajinan tangan.   Salah satu bahan baku yang melimpah ruah, murah dan mudah diperoleh adalah bamboo, sehingga tidak merupakan kendala dan bahkan industri kerajinan tangan diluar Maluku memiliki nilai persaingan yang tinggi.  Akibatnya para wirausaha kerajinan  berusaha bersaing untuk meningkatkan kualitas, penampilan dan manfaat produk barang yang dihasilkan  agar dapat diserap oleh pasar dalam dan luar negeri.

Nah, semoga dengan artikel ini, kita dapat menyadari banyaknya ciptaan tuhan di alam ini yang patut kita syukuri dan menfaatkan sebaik-baiknya.
Terimakasih.. Wassalamualaikum

Seni Air Mancur Bambu | Arief Muhammad

Assalamualaikum wr.wb

Selamat sore semua (ucapan bisa berubah ubah sewaktu waktu tergantung kondisi sekitar). Kali ini gue sebagai salah satu Admin blog ini dan juga sebagai salah satu siswa disini akan membahas soal kerajinan bambu yang bisa dibilang masih minoritas di masyarakat.


itu adalah salah satu kerajinan bambu, Dari satu gambar sudah terbukti kalau kerajinan bambu sangat potensial dalam bidang bisnis hias rumah. Jadi ini bisa menjadi pertimbangan kalian buat yang mau usaha kecil kecilan atau sekedar belajar buat, Ya pelajarin aja dikit dikit dari internet, abis itu rapihin lagi, sesuai kreativitas kalian. Dibawah ini ada sedikit gallery yang berisi bambu hias.






Nah tadi bahasan mengenai Hiasan bambu, gimana, menarikkan buat di coba. Sekian bahasan kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr.wb


Written by: Arief Muhammad | XI MIA 2
Sumber: Google | Find: Seni Hias Bambu Air Mancur


FiberGlass Inggrit

FIBERGLASS (Kaca serat) / Serat gelas


Hai kawan-kawan tahukah kamu apa fiberglass itu?
Fiberlass atau yg biasa disebut kaca serat atau serat gelas adalah semacam kaca cair yg ditarik menjadi serat tipis.
Penggunaan kaca serat ini banyak sekali ditemukan di kalangan masyarakat yaitu ada yang sebagai hiasan dan ada yg memiliki fungsi juga seperti untuk bahan gelas kaca dan piring kaca serta adapun  lampu yang berbahan dari fiberglass/kaca serat.

Berikut adalah contoh penggunaan kaca serat, yaitu:
1.Dapat menjadi bahan yg kuat dan tahan korosi, digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal.
2.Dapat dipintal atau ditenun menjadi bahan kain.
3.Sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik, atau material komposit yg dihasilkan dan dikenal sebagai plastik diperkuat gelas.

Bahan kaca serat ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan juga loh kawann, yuk lihat apa kekurangan dan kelebihannya..

Kekurangan:
1.Sedikit membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
2.Bahannya sukar di olah

Kelebihan:
1.Hasil sangat memiliki apresiasi seni yang tinggi.
2.Tidak mudah rusak.

Salah Satu Hasilnya :


Nah sudah tahukan apa fiberglass itu, demikian tulisan ini kubuat. Semoga berguna untuk kawan-kawan semuanyaaa!!:)


-Inggrit fathea octhaviana

Tuesday, January 27, 2015

bahan fungsional dan batu

selamat sore guys... gua ingin berbagi cerita dengan batu alam 

kalian semua tau kan indonesia memiliki kekayaan batu alam yang luar biasa , banyak dari batu alam pada zaman skarang batu alam berubah menjadi hiasan yang banyak diminati, bahan dari batu alam ini setelah diolah dari tangan-tangan pengrajin yang terampil menjadi lebih menarik. 

selain berfungsi sebagai hiasan batu-batu ini juga dipercayai memiliki tuah. contohnya ; misalnya, batu yang cocok digunakanberdasarkan bulan kelahiran, misalnya batu yang cocok digunakan pada bulan januari, yauitu batu garmet, dan bulan bulan lainnya yang sesuai dengan batu itu. bahan ini tergolong bahan yang langka dan bernilai tinggi. selain itu emiliki warna warna yang indah

BARU!!!JENIS JENIS BATU CICIN ATAU AKIK, BACA!!!

sekian hanya ini yang saya bisa bagikan kekalian semua.

By: Rizky Teguh
web : (bikin sendiri)

NADYA OLIVIA KAYU


SEJARAH KERAJINAN KAYU

Perkembangan yang terjadi tidak lepas dari adanya suatu perubahan khususnya kerajinan dinegara indonesia,Perubahan dan perkembangan merupakan proses perjalanan yang mengalir bergerak menuju titik yang ditujumelalui ketrampilan tangan, biasa mengandung unsur seni, Pertumbuhan kerajinan kayu di indonesiakhususnya Desa Singakerta berangkat dari bentuk-bentuk seni tradisi yang merupakan kekayaan budaya sebagai landasannya. Dalam buku yang berjudul Seni Hias Damar Kurung membahas tentang seni tradisi. Seni Tradisi dijelaskan merupakan kekayaan budaya yang dipergunakan sebagai landasan pertumbuhan seni daerah yang tumbuh dengan subur sejak jaman dulu menjadi kekuatan lokal, Penjelasan buku tersebut sangat penting artinya dalam penelitian ini karena terkait dengan pembahasan tentang bentuk-bentuk seni tradisi yang berkaitan dengan landasan seni kerajinan yang berkembang di Singakerta.seperti yang dikatakan oleh Gustami dalam bukunyaSeni Kerajinan Mebel Jepara menjelaskan tentang bentuk-bentuk seni ukir yang dipergunakan pada mebel yang diambil dari bentuk tradisi atau seni hias tradisi (Gustami, 2000, 273).

KERAJINAN KAYU

Kerajinan kayu artinya pembuatan barang-barang bahan kayu yang dihasilkan melalui ketrampilan tanganmanusia. Terkait dengan penelitian ini adalah pembuatan barang-barang bahan kayu yang berupa relief dan patung dengan motif bentuk binatang kaki empat dan binatang laut yang dihasilkan melalui ketrampilan tangan manusia.Selain pengertian diatas juga membutuhkan teori sebagai pendekatan masalah agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Penggunaan beberapa teori selalu ada kaitannya dengan sasaran yang telah ditentukan,bahan kayu yang bagus adalah kayu jatiKerajinan kayu indonesia seperti kerajinan khas kalimantan yang sangat unik dan kreatif. Ada diantaranya berupa patung, anyaman tas, dan kerajinan lain.Telisik demi telisik menurut keterangan warga setempat, kerajinan kayu dan barang kerajinan ini bersifat sekunder. Artinya pembuatannya merupakan pekerjaan sambilan dan membutuhkan waktu yang lama. Secara otomatis harga jualnya pun juga ikut mahal.Bahan kerajinan kayu dan barang kerajinan yang diambil dari kerajinan tangan indonesia khususnya daerahkalimantan berasal dari hutan adat,Pengambilannya tidak secara masal, namun sesuai kebutuhan adat. Dan hal inilah yang menjadi faktor pengaruh masih lestarinya hutan adat di kalimantan.Lain halnya kerajinan kayu di ngawiBertepatan musim liburan di negara lain, sentra kerajinan kayu tradisional ikut kecipratan rejeki. Pusat-pusat kerajinan kayu jadi jujugan turis asing yang melintasi ngawi. Seperti di sentra penjualan kerajinan kayu di wilayah kedunggalar yang berada di sekitar monumen soeryo dan banjarejo sering menerima tamu dari mancanegara yang berminat akan kerajinan ini.Bentuk pajangan yang unik dan lucu atau kerajinan tangan miniatur binatang adalah yang laris dibeli para turis ini. Rata-rata pengrajin kerajinan dan pengrajin barang kerajinan mematok harga yang berbeda untuk pelancong dari manca ini. “perbedaan harga antara 20 hingga 25 persen.Minat turis pada barang kerajinan kayu jati dari indonesia khususnya daerah ngawi dan jepara membuat pedagang bersemangat. Apalagi menjelang lebaran para pedagang bisa mendapat penghasilan tambahan.

JENIS KERAJINAN KAYU

-ukir kayu-patung kayu-hiasan kayu-almari-meja-kursi

KEUNGGULAN KERAJIAN KAYU

-bentuknya bagus-bagus-memili banyak sekali motif yang bagus-harganya relatif murah tergantung tingkat kesulitan dalam pembuatannya-tahan lama karena sudah di lapisi atau di finishing dengan bahan yang bagus-terbuat dari bahan yang bagus diantaranya yaitu kayu jati

MACAM_MACAM GAMBAR DARI KERAJINAN KAYU

Zhafarin Shabrina Noor

Bahan Keras Alami Batu

- Batu Sebagai Benda Hias
     Benda kerajinan adalah benda kerajinan yang di buatan oleh tangan tangan manusia, tetapi bukan karya mesin, namun dengan keterampila tangan serta keahlian atau kemahiran tangan dalam mengolah bahan dalam penyusuna teknik dalam proses pembuatan benda kerajinan.
     Benda hias adalah benda yang digunakan untuk hiasan atau dekorasi rumah, contoh benda hias adalah lukisan, guci, ukiran, batu, patung, dll. Seperti kerajinan batu berikut ini : 
     Indonesia memiliki kekayaan batu alam yang luar biasa. Banyak dari batu alam itu berubah menjadi hiasan yang banyak diminati setelah diolah oleh tangan-tangan terampil para perajin. Selain indah sehagai hiasan kecantikan seperti cincin, kalung, gelang, tusuk konde dan bros, batu-batu mulia ini juga digunakan untuk asesoris tas atau gantungan kunci. Contohnya sebagai berikut : 

Selain Adelima Martapura, di kawasan Pondok Indah terdapat Aharyacitta yang lebih fokus pada kerajinan dari batu mulia, mutiara dan perak khusus untuk perhiasan wanita. Sesuai dengan namanya yang berarti perhiasan yang enak digunakan atau dirasakan, perhiasan produk home industry ini sangat memikat para wanita untuk mengenakannya, karena dari segi penampilan sangat memikat dan indah.
Muntilan adalah sebuah kota kecil di Jawa Tengah, tepatnya di antara Magelang dan Yogyakarta.  Kota ini merupakan daerah yang ramai karena berada di jalur utama jalan dari Magelang  dan Yogyakarta


Orang-orang di daerah ini menguasai keahlian mematung dan memahat batu sejak ratusan tahun lalu secara turun temurun.

- Batu Sebagai Benda Fungsional

     Keramik (Tanah Liat)

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Tahap - tahap :
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. 
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.


Nama : Zhafarin Shabrina Noor
Narasumber : http://bangrahman.blogspot.com/2009/12/proses-keramik.html?m=1 
http://www.information.wisno.co.id/2013/03/seni-kerajinan-batu-merapi-di-muntilan.html?m=1
http://liburan.info/content/view/1093/1/lang,indonesian/

Nama : Aulia Zahra
Kelas : XI MIA 2
Judul : Fiberglass
Sumber : https://fiberglassajm.wordpress.com/2012/01/15/pengertian-fiberglass/

Apa itu fiberglass? Fiberglass dalam bahasa Indonesia berarti Kaca serat atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm – 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat gelas (glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut “fiberglass” dalam penggunaan umumnya.
Pembuat gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber, tetapi produksi masal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin. Pada 1893, Edward  Drummond Libery memajang sebuah pakaian di World Columbian Exposition menggunakan glass fiber dengan diameter dan tekstur fiber sutra. Yang sekarang ini dikenal sebagai “fiberglass”, fiberglass  diciptakan pada 1938 oleRussell Games Slayter dari Owens-Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai insulasi. Dia dipasarkan dibawah merk dagang Fiberglas (sic), lihat juga merek dagang yang menjadi generik.


Cornelia olga monica -

Melihat Kerajinan Rotan Riau

Pak Sugandi Owner
Pak Sugandi Owner
Pembelinya bervariasi, dari pekanbaru , dumai dan medan, nah saya tawarkan ke pak Sugandi tentang pemasaran melalui internet dan beliau sangat tertarik, dan diijinkan mengambil foto-fotonya, nah sekian dulu ya liputannya tentang rotan,

PENGERTIAN DAN MANFAAT DARI BAMBU

PENGERTIAN DAN MANFAAT DARI BAMBU
- EKSA YANTIKA-
assalamualikum wr. wb. hai teman teman selamat datang. pada kesempatan ini saya akaan menjelaskan tentang pengertian dan manfaat dari bambu.
ada yang tau apa itu bambu ?
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

MANFAAT BAMBU
Kehidupan masyarakat  desa, bambu sangat dekat dan dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan masyarakat desa mulai lahir (untuk memotong pusar bayi dan sunatan) sampai meninggal (kremasi jenazah).  Aktifitas kehidupan sehari-haripun tak luput dari pemanfaatan bambu sebagai bahan makanan (rebung), pembungkus makanan (daun), makanan ternak (pucuk muda), sapu lidi, kerajinan untuk kebutuhan rumah tangga, cinderamata dan mebeuler.
Manfaat lain dari  bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata.    Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik lahan basah/kering),  tidak membutuhkan investasi besar,  pertumbuhannya  cepat.
Memperhatikan manfaat bamboo, beberapa Negara asia  diantaranya china  telah menggunakannya bambu sebagai tanaman utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi.
Manfaat bamboo dalam teknologi sangat menjanjikan, memiliki peluang industri dengan investasi kecil, penggunaan teknologi pengolahan sederhana dan siklus panen bamboo sangat pendek dan berkesinambungan.  

Kerajinan dari Bahan Rotan


Muhammad Nafi Furqon


haaaaiiiii sekarang saya mau nulis artikel tentang krrajinan dari bahan keras alami,  secara khusus kerajinan dari bahan rotan. Langsung aha nihh..

Dalam proses pembuatan
anyaman kursi rotan dilakuan melalui
beberapa tahapan nih, antara lain :

pertama proses yang disebut
pembuatan kerangka kursi,
dimana dalam proses
pembuatan kerangka kursi
menggunakan alat pembengko
agar rotan tersebut bisa
dilekukan sesuai dengan model
desainnya.

Kedua, proses penganyaman.
Tujuan dari proses
penganyaman ini untuk
menutupi kerangka kursi yang
sesuai dengan jenis kursi dan
desainnya. Untuk jenis kursi
standar tidak terlalu banyak
menggunakan rotan yang
banyak dan juga tingkat
kerumitannya tidak terlalu
rumit. Sedangkan jenis kursi
anyaman menggunakan bahan
rotan polis. Yang dimaksud
rotan polis adalah jenis rotan
yang sudah dibersihkan
kulitnya atau dengan kata lain
yang biasa disebut dengan
rotan putih. Dalam proses
penganyamannya
menggunakan rotan polis dan
juga kulit rotan.  Dengan tujuan
untuk kursi anyaman
menggunakan kulit rotan agar
tiadak terlau banyak
menggunakan rotan polis.
Sedangkan rotan polis
digunakan untuk menutupi
bagian permukaan kursi.
Kedua , mengecat. Yaitu
memberikan warna dasar pada
kursi tesebut. Dengan
menggunakan kuas.
Ketiga , Proses finishing. Yang
dimaksud dengan pinishing
adal proses yang merupakan
tahap terakhir dala proses
pembuatan kursi rotan. Dimana
dalam prosesnya yaitu antara
lain:
Pertama, pengamplasan.
Tujuan pengamplasan ini untuk
menghilangkan bulu-bulu rotan
dengan cara mengamplas
secara manual dan juga
menggunakan kompor untuk
mengamplasnya.

udah yaaa, paham kan semuanyaa?? kurang lenih begitulah, semoga bermanfaat yaaa


Sumber: juandaagh.blogspot.in/2013/06/proses-pembuatan-anyaman-kursi-rotan.html?m=1


Asalamualaikum wr.wb . Hay kawan selamat siang menjelang sore :) saya akan menjelaskan tentang cara membuat lampu taman dari bambu

Cara membuat lampu taman dari bambu –Berikut adalah kerajinan tangan dari bahan sekitar alam, ya Cara membuat lampu taman dari bambu. Bambu/bamboo merupakan sumber daya alam yang melimpah. Banyak sekali pengrajin yang menggunakan bambu sebagai mata pencaharian bagi sebagian orang. Kali ini kita akan belajar cara membuat lampu taman dari bambu, yang mudah dan sederhana yang patut Anda coba agar memperindah ruang maupun perkarangan rumah Anda.

Kerajinan lampu taman dari bambu secara mudah

Bahan dan Alat membuat :Batang bambu yang tuaPensilGergajiPisauAmplasBor kayu

Cara membuat lampu taman dari bambu :Potong seruas bambu yang telah disiapakan.Buat pola lekuk dengan pensil gambar di bagian bamboo.Potong setengah bagian bambu dengan bentuk lekuk.Potong sesuai pola menggunakan gergaji.Rapikan permukaan setelah di gergaji menggunakan pisau.Kemudian amplas agar permukaan Halus.Lubangi bagian belakang (jika berbeda bagian atas ruas).Cat plitur jika perlu, untuk memperindah.Masukkan kabel untuk tempat lampu.Jadi deh kerasi Anda yang dari bahan sederhana namun menghasilkan yang luar biasa. Langkah membuat kerajinan ini lengkapnya di bahan-membuat.com
Nama:Putri Melati
11 Mia 2


Benda Fungsional dan Batu

Hay Blogger, pada kesemptan kali ini saya akan menjelaskan tentang Batu. Batu yang saya akan jelaskan adalah macam-macam batu. 

Beberapa macam Batu cincin dari beberapa jenis akik hingga batuan yang lebih keras lagi memanglah dapat dibedakan dari beragam segi, umpamanya berbahan basic pembuatan, beberapa warnanya serta untuk sebagian penghobi yaitu lantaran khasiatnya

Kurang lebih, batu type apa sajakah yang kerap digunakan serta dipakai juga sebagai perhiasan atau cincin? Tersebut penjelasannya dirangkum dari beragam sumber :
1. Batu Kecubung

Batu Kecubung atau Amethys adalah sisi dari keluarga batu Quartz. Batu kecubung ini mempunyai warna ungu yang cantik. Negara penghasil batu kecubung paling besar salah satunya Srilanka serta Brazil.

2. Batu Akik

Batu Akik yaitu type batu Agate. Type batu Agate ini adalah sisi dari keluarga batu Quartz, salah satu grup batu yang jumlahnya paling banyak di bumi. Batu Akik dapat didapati di daerah Turki serta Iran. Di Indonesia sendiri, batu akik mempunyai beberapa jenis yang diberi nama berdasar pada daerah. Sebagian jenis batu akik itu yaitu : batu Garut yang datang dari Jawa Barat, Batu Bacan yang datang dari Maluku Utara serta batu Sungai Dareh yang berasal Pulau Punjung, kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

3. Batu Zamrud

Batu Zamrud Zamrud yaitu nama lain dari Emerald yang disebut sisi dari keluarga batu Beryl. Warna batu Zamrud yaitu hijau. Batu ini telah ditambang oleh bangsa Mesir mulai sejak th. 1500 SM. Pada era ke-14, India serta Austria mulai menambang batu ini. Emerald atau Zamrud bisa diketemukan di beragam negara, seperti Afrika Selatan, Amerika, Australia, Madagaskar, serta lain sebagainya.
Jenis Batu Cincin


Nama: Madina Ayu Lestari
Web : http://www.batugiokaceh.com/2015/01/jenis-batu-cincin.html

Bahan Keras Alami [ Bayu Suharianto ]


Siang Blogger
gue biasa dipanggil KRIBAY sama temen temen dunia maya .
Kali ini gue mau share tentang Bahan Keras Alami yaitu BATU

BATU ini bukan sifat orang yang sering kalian katakan, [ pala batu lo ]
Tapi BATU ini adalah bahan alam yang manfaat nya sangat banyak sekali.
dan
ini pertama kali gue nulis artikel di blog Kelas..

Ternyata Batu bukan hanya sesuatu yang tidak berharga dan dipandang remeh oleh kebanyakan orang .

Yuukk...

Mari kita lihat apa itu batu, darimana asalnya, dan berapa keuntungan yang didapat dari Kerajinan Batu ini..


Batu termasuk Bahan Keras Alami , karena batu yang sudah tersedia di alam
indonesia memiliki kekayaan batu alam yang luar biasa , batu banyak digemari karena nilai jualnya yang tinggi, bahan dari batu alam ini setelah diolah dari tangan-tangan pengrajin yang terampil menjadi lebih menarik. bahkan harga jualnya bisa Tinggi di pasaran.

BATU

Batu Andesit :

 Bahan Baku Utama Pembuatan Kerajinan Batu

Seluruh kerajinan batu yang dikerjakan di dusun Sewan, Banaran, Sedayu, Muntilan, dimana tempat pengrajin melakukan pekerjaan utamanya memahat batu untuk dijadikan berbagai macam produk seni dan produk olahan berasal dari batuan Gunung Merapi. Dalam bahasa yang lebih populer, batuan ini dikenal dengan nama Batu Andesit.



Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.
Sumber : http://munthu.com/20131210/batu-merapi-bahan-baku-utama-pembuatan-kerajinan-batu/


Andesit

Bahan utama pembuatan patung batu adalah Batu Andesit. Batu gunung yang tidak terlalu keras. Jika ditatah (dipahat) alurnya jelas dan tidak pecah. Batu Kali yang keras jelas tidak bisa digunakan untuk pembuatan patung. Karena saat ditatah akan pecah






Batu-batu Andesit itu didatangkan dari PacitanDi Wates Umpak, batu-batu itu dipahat membentuk patung-patung sesuai pesanan atau mengikuti trend pasar yang sedang laris. Para perajin mampu membuat patung batu berwujud Dewi Sri, Laksmi, Dewa Syiwa, Ganesha juga patung Budha. Ukurannya ada yang kecil. Bisa juga besar. Harganya mulai 50 ribu sampai jutaan rupiah. Para perajin juga sanggup membuat patung-patung berciri khas Singosari dan Majapahit.


Hasil Seni batu yang Mirip Aslinya

Patung Batu karya pria Wates Umpak sungguh luar biasa. Detil ornamen patung batu dibuat sangat teliti. Citarasa seninya tinggi. Untuk membuatnya, pemesan cukup menunjukkan foto, maka dalam beberapa waktu pesanan akan siap diambil. Bahkan, para perajin mengatakan bisa membuat patung batu yang mirip dengan Arca aslinya.


Kemampuan membuat patung batu tentu saja perlu proses belajar yang panjang. Karena begitu memegang palu dan tatah (pahat), sekali salah memahat maka rusaklah komposisi dan desain patung yang diharapkan. Pemahat pemula perlu nyantrik (belajar) minimal 3 bulan untuk dipercaya memegang alat. Agar jadi pematung yang cekatan dan lihai minimal butuh waktu 2 tahun





Sumber :  http://sosok.kompasiana.com/2013/07/28/seni-dari-trowulan-yang-merambah-eropa-580440.html


Bayu Suharianto
XI MIA 2



Keris (keindahan dan fungsional)

Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,[1] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan bendaaksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh olehMajapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya,Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai kalis. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.Keris Indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak 2005.[2]

Daftar isi

Asal-usul dan fungsiAwal mula: Pengaruh India-TiongkokPrototipe keris dari masa pra-MajapahitKeris modernPerkembangan fungsi kerisBahan, pembuatan, dan perawatanMorfologiHulu atau pegangan kerisWarangka atau sarung kerisWilah atau bilah kerisPasikutan, tangguh keris, dan perkembangan pada masa kiniKeris legendarisRujukan

Asal-usul dan fungsi

Asal-usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Kajian ilmiah perkembangan bentuk keris kebanyakan didasarkan pada analisis figur di relief candi atau patung. Sementara itu, pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti dan laporan-laporan penjelajah asing ke Nusantara.

Awal mula: Pengaruh India-Tiongkok

Ge, belati-kapak dari TiongkokKuna (abad V SM sampai III SM), memperlihatkan pamor pada bilahnya.Senjata tajam dengan bentuk yang diduga menjadi sumber inspirasi pembuatan keris dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian dari Kebudayaan Dongson dan Tiongkok selatan[3]. Dugaan pengaruh kebudayaan Tiongkok Kuna dalam penggunaan senjata tikam, sebagai cikal-bakal keris, dimungkinkan masuk melalui kebudayaan Dongson(Vietnam) yang merupakan "jembatan" masuknya pengaruh kebudayaan Tiongkok ke Nusantara. Sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesajian memiliki gagang berbentuk manusia (tidak distilir seperti keris modern), sama dengan belati Dongson[3], dan menyatu dengan bilahnya.Sikap menghormati berbagai benda-benda garapan logam dapat ditelusuri sebagai pengaruh India, khususnyaSiwaisme[4]. Prasasti Dakuwu (abad ke-6) menunjukkan ikonografi India yang menampilkan "wesi aji" seperti trisula,kudhi, arit, dan keris sombro[5]. Para sejarawan umumnya bersepakat, keris dari periode pra-Singasari dikenal sebagai "keris Buda", yang berbentuk pendek dan tidak berluk (lurus), dan dianggap sebagai bentuk awal (prototipe) keris.[6]Beberapa belati temuan dari kebudayaan Dongson memiliki kemiripan dengan keris Buda dan keris sajen. Keris sajen memiliki bagian pegangan dari logam yang menyatu dengan bilah keris.

Prototipe keris dari masa pra-Majapahit

Penggambaran benda mirip keris di relief Candi Borobudur.Pahatan arca megalitik dan relief candi dari masa megalitikum sampai abad 10-11 penanggalan Masehi kebanyakan menampilkan bentuk-bentuk senjata tikam dan "wesi aji" lainnya yang mirip senjata dari Dongson maupun India. Bentuk senjata tikam yang diduga merupakan prototipe keris tersebut bilahnya belum memiliki kecondongan terhadap ganja sehingga bilah terkesan simetris, selain itu pada umumnya menunjukan hulu/deder/ukiran yang merupakan satu kesatuan dengan bilah (deder iras). Yang paling menyerupai keris adalah peninggalan megalitikum dari lembah Basemah Lahat Sumatera Selatan dari abad 10-5 SM yang menggambarkan kesatria sedang menunggang gajah dengan membawa senjata tikam (belati) sejenis dengan keris hanya saja kecondongan bilah bukan terhadap ganja tetapi terdapat kecondongan (derajat kemiringan) terhadap hulunya. Selain itu satu panel relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang memperlihatkan seseorang memegang benda serupa keris tetapi belum memiliki derajat kecondongan dan hulu/deder nya masih menyatu dengan bilah.Dari abad yang sama, prasasti Karangtengah berangka tahun 824 Masehi menyebut istilah "keris" dalam suatu daftar peralatan[5]. Prasasti Poh (904 M) menyebut "keris" sebagai bagian dari sesaji yang perlu dipersembahkan[5]. Walaupun demikian, tidak diketahui apakah "keris" itu mengacu pada benda seperti yang dikenal sekarang.Keris pusaka Knaud, salah satu contoh keris Buda.Relief rendah di Candi Penataran, Blitar. Perhatikan bagian hulu senjata yang tidak simetris dan bilah yang langsing menunjukkan ciri keris modern.Dalam pengetahuan perkerisan Jawa (padhuwungan), keris dari masa pra-Kadiri-Singasari dikenal sebagai "keris Buda" atau "keris sombro". Keris-keris ini tidak berpamor dan sederhana[7]. Keris Buda dianggap sebagai bentuk pengawal keris modern. Contoh bentuk keris Buda yang kerap dikutip adalah keris keluarga Knaud dari Batavia yang didapat Charles Knaud, seorang Belanda peminat mistisisme Jawa, dari Sri Paku Alam V. Keris ini memiliki relief tokoh epik Ramayana pada permukaan bilahnya dan mencantumkan angka tahun Saka 1264 (1342Masehi), sezaman dengan Candi Penataran, meskipun ada yang meragukan penanggalannya.Keris Buda memiliki kemiripan bentuk dengan berbagai gambaran belati yang terlihat pada candi-candi di Jawa sebelum abad ke-11. Belati pada candi-candi ini masih memperlihatkan ciri-ciri senjata India, belum mengalami "pemribumian" (indigenisasi). Adanya berbagai penggambaran berbagai "wesi aji" sebagai komponen ikon-ikon dewa Hindu telah membawa sikap penghargaan terhadap berbagai senjata, termasuk keris kelak. Meskipun demikian, tidak ada bukti autentik mengenai evolusi perubahan dari belati gaya India menuju keris buda ini.Kajian ikonografi bangunan dan gaya ukiran pada masa Kadiri-Singasari (abad ke-13 sampai ke-14) menunjukkan kecenderungan pemribumian dari murni India menuju gaya Jawa, tidak terkecuali dengan bentuk keris. Salah satu patung Siwa dari periode Singasari (abad ke-14 awal) memegang "wesi aji" yang mirip keris, berbeda dari penggambaran masa sebelumnya. Salah satu relief rendah (bas-relief) di dinding Candi Penataran juga menunjukkan penggunaan senjata tikam serupa keris. Candi Penataran (abad ke-11 sampai ke-13 M) dari masa akhir Kerajaan Kadiri di Blitar, Jawa Timur.

Keris modern

Sanggar Mpu pembuat keris ditampilkan dalam relief Candi Sukuh.Belati tikam dan keris koleksi istana Pagarruyung. Belati tikam telah dikenal dari milenium pertama di Nusantara.Keris modern yang dikenal saat ini diyakini para pemerhati keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) tetapi sesungguhnya relief di Candi Bahal peninggalanKerajaan Panai/Pane (abad ke-11 M), sebagai bagian dari kerajaan Sriwijaya, di Portibi Sumatera Utara, menunjukan bahwa pada abad 10-11M keris modern sebagaimana yang dikenal sekarang sudah menemukan bentuknya, selain itu uji karbon pada keris temuan yang berasal dari Malang Jawa Timur yang ditemukan utuh beserta hulu/dedernya yang terbuat dari tulang sehingga terhadap dedernya dapat dilakukan analisis karbon, menunjukan hasil bahwa keris tersebut berasal dari abad 10M.Berdasarkan relief keris modern paling awal pada candi Bahal Sumatera Utara dan penemuan keris budha dari Jawa Timur yang sama- sama menunjukan usia dari abad 10M dapatlah diperkirakan bahwa pada sekitar abad 10 masehi mulai tercipta keris dalam bentuk nya yang modern yang asimetris.Dari abad ke-15, salah satu relief di Candi Sukuh, yang merupakan tempat pemujaan dari masa akhir Majapahit, dengan gamblang menunjukkan seorang empu tengah membuat keris. Relief ini pada sebelah kiri menggambarkan Bhima sebagai personifikasi empu tengah menempa besi, Ganesha di tengah, dan Arjuna tengah memompa tabung peniup udara untuk tungku pembakaran. Dinding di belakang empu menampilkan berbagai benda logam hasil tempaan, termasuk keris.... . Orang-orang ini [Majapahit] selalu mengenakan pu-la-t'ou(belati? atau beladau?)yang diselipkan pada ikat pinggang. [...], yang terbuat dari baja, dengan pola yang rumit dan bergaris-garis halus pada daunnya; hulunya terbuat dari emas, cula, atau gading yang diukir berbentuk manusia atau wajah raksasa dengan garapan yang sangat halus dan rajin.— Ma Huan, "Ying-yai Sheng-lan Fai"Catatan Ma Huan dari tahun 1416, anggota ekspedisiCheng Ho, dalam "Ying-yai Sheng-lan" menyebutkan bahwa orang-orang Majapahit selalu mengenakan (pu-la-t'ou)yang diselipkan pada ikat pinggang. Mengenai kata Pu-la-t'ou ini, meskipun hanya berdasarkan kemiripan bunyi, banyak yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah "belati", dan karena keris adalah senjata tikam sebagaimana belati maka dianggap pu-la-t'ou menggambarkan keris. Tampaknya masih harus dilakukan penelitian apakah betul pada masa majapahit keris disebut "belati" tetapi terdapat deskripsi yang menggambarkann bahwa "belati" ini adalah keris dan teknik pembuatan pamor telah berkembang baik.[8].Bisa jadi yang dimaksud oleh Ma Huan dengan Pulat'ou adalah "Beladau". Kata "beladau" lebih menyerupai "Pu- La-T'ou" daripada "belati". Kalau benar yang dimaksud Ma Huan adalah beladau pada maka gambaran Ma Huan tentang senjata yang banyak digunakan di Majapahit ini bukan keris tetapi senjata tradisional sejenis Badik yang sekarang banyak digunakan di Sumatera yang bentuknya melengkung mirip Jambiya, meskipun senjata ini memiliki kecondongan tetapi tidak memiliki ganja dan gandik sehingga tidak dapat digolongkan sebgai keris. Anggapan bahwa yang dimaksud dengan Pu-La-T'ou adalah Beladau pun masih memerlukan penelitian apakah memang pada masa majapahit masyarakat banyak memakai beladau/sejenis badik sebagai senjata....Senjata sang prabu ialah: pedang, abet (pecut), pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk membunuh...— Sanghyang siksakanda ng karesian, Pupuh XVIIKeris disebutkan dalam naskah Sunda dari tahun 1440 Saka (1518 M), Sanghyang siksakanda ng karesian pupuh XVII, yang menyebutkan bahwa keris adalah senjata Prabu, (raja, golongan ksatriya).[9] Naskah ini membagi senjata dalam masyarakat Kerajaan Sunda ke dalam tiga golongan; senjata untuk prabu (raja, menak, atau golongan ksatriya) adalah pedang, pecut, pamuk, golok, peso teundeut, dan keris; senjata untuk kaum petani adalah kujang, baliung, patik, kored, dan pisau sadap; sementara senjata kaum pendeta adalah kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, dan pakisi.... setiap laki-laki di Jawa, tidak peduli kaya atau miskin, harus memiliki sebilah keris di rumahnya ... dan tidak ada satu pun laki-laki berusia antara 12 dan 80 tahun bepergian tanpa sebilah keris di sabuknya. Keris diletakkan di punggung, seperti belati di Portugal...— Tome Pires, "Suma Oriental"Tome Pires, penjelajah Portugis dari abad ke-16, menyinggung tentang kebiasaan penggunaan keris oleh laki-laki Jawa[10]. Deskripsinya tidak jauh berbeda dari yang disebutkan Ma Huan seabad sebelumnya.Berita-berita Portugis dan Perancis dari abad ke-17 telah menunjukkan penggunaan meluas pamor dan pemakaian pegangan keris dari kayu, tanduk, ataugading di berbagai tempat di Nusantara[11].

Perkembangan fungsi keris

Pada masa kini, keris memiliki fungsi yang beragam dan hal ini ditunjukkan oleh beragamnya bentuk keris yang ada.Keris sebagai elemen persembahan sebagaimana dinyatakan oleh prasasti-prasasti dari milenium pertama menunjukkan keris sebagai bagian dari persembahan. Pada masa kini, keris juga masih menjadi bagian dari sesajian. Lebih jauh, keris juga digunakan dalam ritual/upacara mistik atau paranormal. Keris untuk penggunaan semacam ini memiliki bentuk berbeda, dengan pesi menjadi hulu keris, sehingga hulu menyatu dengan bilah keris. Keris semacam ini dikenal sebagai keris sesajian atau "keris majapahit" (tidak sama dengan keris tangguh Majapahit)!.Pemaparan-pemaparan asing menunjukkan fungsi keris sebagai senjata di kalangan awam Majapahit. Keris sebagai senjata memiliki bilah yang kokoh, keras, tetapi ringan. Berbagai legenda dari periode Demak–Mataram mengenal beberapa keris senjata yang terkenal, misalnya keris Nagasasra Sabukinten.Laporan Perancis dari abad ke-16 telah menceritakan peran keris sebagai simbol kebesaran para pemimpin Sumatera (khususnya Kesultanan Aceh)[12]. Godinho de Heredia dari Portugal menuliskan dalam jurnalnya dari tahun 1613 bahwa orang-orang Melayu penghuni Semenanjung ("Hujung Tanah") telah memberikan racun pada bilah keris dan menghiasi sarung dan hulu keris dengan batu permata[13]."Penghalusan" fungsi keris tampaknya semakin menguat sejak abad ke-19 dan seterusnya, sejalan dengan meredanya gejolak politik di Nusantara dan menguatnya penggunaan senjata api. Dalam perkembangan ini, peran keris sebagai senjata berangsur-angsur berkurang. Sebagai contoh, dalam idealisme Jawa mengenai seorang laki-laki "yang sempurna", sering dikemukakan bahwa keris atau curiga menjadi simbol pegangan ilmu/keterampilan sebagai bekal hidup[14][15]. Berkembangnya tata krama penggunaan keris maupun variasi bentuk sarung keris (warangka) yang dikenal sekarang dapat dikatakan juga merupakan wujud penghalusan fungsi keris.Berbagai cara mengenakan keris berdasarkan Kebudayaan Jawa.Pada masa kini, kalangan perkerisan Jawa selalu melihat keris sebagai tosan aji atau "benda keras (logam) yang luhur", bukan sebagai senjata. Keris adalah dhuwung, bersama-sama dengan tombak; keduanya dianggap sebagai benda "pegangan" (ageman) yang diambil daya keutamaannya dengan mengambil bentuk senjata tikam pada masa lalu. Di Malaysia, dalam kultur monarki yang kuat, keris menjadi identitas kemelayuan.Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Di daerah Jawadan Sunda misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Penempatan keris di depan dapat diartikan sebagai kesediaan untuk bertarung. Selain itu, terkait dengan fungsi, sarung keris Jawa juga memiliki variasi utama: gayaman dan ladrang. Sementara itu, di Sumatra, Kalimantan, Malaysia, Brunei dan Filipina, keris ditempatkan di depan dalam upacara-upacara kebesaran.Senjata tajam dengan bentuk yang diduga menjadi sumber inspirasi pembuatan keris dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian dari Kebudayaan Dongson dan Tiongkok selatan[3]. Dugaan pengaruh kebudayaan Tiongkok Kuna dalam penggunaan senjata tikam, sebagai cikal-bakal keris, dimungkinkan masuk melalui kebudayaan Dongson (Vietnam) yang merupakan "jembatan" masuknya pengaruh kebudayaan Tiongkok ke Nusantara. Sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesajian memiliki gagang berbentuk manusia (tidak distilir seperti keris modern), sama dengan belati Dongson[3], dan menyatu dengan bilahnya.Sikap menghormati berbagai benda-benda garapan logam dapat ditelusuri sebagai pengaruh India, khususnyaSiwaisme[16]. Prasasti Dakuwu (abad ke-6) menunjukkan ikonografi India yang menampilkan "wesi aji" seperti trisula,kudhi, arit, dan keris sombro[5]. Para sejarawan umumnya bersepakat, keris dari periode pra-Singasari dikenal sebagai "keris Buda", yang berbentuk pendek dan tidak berluk (lurus), dan dianggap sebagai bentuk awal (prototipe) keris.[17]Beberapa belati temuan dari kebudayaan Dongson memiliki kemiripan dengan keris Buda dan keris sajen. Keris sajen memiliki bagian pegangan dari logam yang menyatu dengan bilah keris.

Bahan, pembuatan, dan perawatan

Logam dasar yang digunakan dalam pembuatan keris ada dua macam logam adalah logam besi dan logam pamor, sedangkan pesi keris terbuat dari baja. Untuk membuatnya ringan para Empu selalu memadukan bahan dasar ini dengan logam lain. Keris masa kini (nèm-nèman, dibuat sejak abad ke-20) biasanya memakai logam pamor nikel. Keris masa lalu (keris kuna) yang baik memiliki logam pamor dari batu meteorit yang diketahui memiliki kandungan titanium yang tinggi, di samping nikel, kobal, perak, timah putih, kromium, antimonium, dan tembaga. Batu meteorit yang terkenal adalah meteorit Prambanan, yang pernah jatuh pada abad ke-19 di kompleks percandian Prambanan.Pembuatan keris bervariasi dari satu empu ke empu lainnya, tetapi terdapat prosedur yang biasanya bermiripan. Berikut adalah proses secara ringkas menurut salah satu pustaka[18]. Bilah besi sebagai bahan dasar diwasuh atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang pengotor (misalnya karbon serta berbagai oksida). Setelah bersih, bilah dilipat seperti huruf U untuk disisipkan lempengan bahan pamor di dalamnya. Selanjutnya lipatan ini kembali dipanaskan dan ditempa. Setelah menempel dan memanjang, campuran ini dilipat dan ditempa kembali berulang-ulang. Cara, kekuatan, dan posisi menempa, serta banyaknya lipatan akan memengaruhi pamor yang muncul nantinya. Proses ini disebut saton. Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang. Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut kodhokan. Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua kodhokan seperti roti sandwich, diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan. Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikanganja. Tahap berikutnya adalah membentuk pesi, bengkek (calon gandhik), dan terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus. Pembuatan luk dilakukan dengan pemanasan.Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen (ricikan) dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan kikir, gerinda, serta bor, sesuai dengan dhapur keris yang akan dibuat. Silak waja dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk. Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi.Tahap terakhir, yaitu penyepuhan, dilakukan agar logam keris menjadi logam besi baja. Pada keris Filipina tidak dilakukan proses ini. Penyepuhan ("menuakan logam") dilakukan dengan memasukkan bilah ke dalam campuran belerang, garam, dan perasan jeruk nipis (disebut kamalan). Penyepuhan juga dapat dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam cairan (air, air garam, atau minyak kelapa, tergantung pengalaman Empu yang membuat). Tindakan penyepuhanharus dilakukan dengan hati-hati karena bila salah dapat membuat bilah keris retak.Selain cara Penyepuhan yang lazim seperti diatas dalam penyepuhan Keris dikenal pula Sepuh jilat yaitu pada saat logam Keris membara diambil dan dijilati dengan lidah, Sepuh Akep yaitu pada saat logam Keris membara diambil dan dikulum dengan bibir beberapa kali dan Sepuh Saru yaitu pada saat logam Keris membara diambil dan dijepit dengan alat kelamin wanita (Vagina) Sepuh Saru ini yang terkenal adalah Nyi Sombro, bentuk kerisnya tidak besar tapi disesuaikan.[butuh rujukan]Pemberian warangan dan minyak pewangi dilakukan sebagaimana perawatan keris pada umumnya. Perawatan keris dalam tradisi Jawa dilakukan setiap tahun, biasanya pada bulan Muharram/Sura, meskipun hal ini bukan keharusan. Istilah perawatan keris adalah "memandikan" keris, meskipun yang dilakukan sebenarnya adalah membuang minyak pewangi lama dan karat pada bilah keris, biasanya dengan cairan asam (secara tradisional menggunakan air buah kelapa, hancuran buah mengkudu, atau perasan jeruk nipis). Bilah yang telah dibersihkan kemudian diberi warangan bila perlu untuk mempertegas pamor, dibersihkan kembali, dan kemudian diberi minyak pewangi untuk melindungi bilah keris dari karat baru. Minyak pewangi ini secara tradisional menggunakan minyak melati atau minyak cendana yang diencerkan pada minyak kelapa.

Morfologi

Beberapa istilah di bagian ini diambil dari tradisi Jawa, semata karena rujukan yang tersedia.Keris atau dhuwung terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bilah (wilah atau daun keris), ganja ("penopang"), dan hulu keris (ukiran, pegangan keris). Bagian yang harus ada adalah bilah. Hulu keris dapat terpisah maupun menyatu dengan bilah.Ganja tidak selalu ada, tapi keris-keris yang baik selalu memilikinya. Keris sebagai senjata dan alat upacara dilindungi oleh sarung keris atau warangka.Bilah keris merupakan bagian utama yang menjadi identifikasi suatu keris. Pengetahuan mengenai bentuk (dhapur) atau morfologi keris menjadi hal yang penting untuk keperluan identifikasi. Bentuk keris memiliki banyak simbol spiritual selain nilai estetika. Hal-hal umum yang perlu diperhatikan dalam morfologi keris adalah kelokan (luk), ornamen (ricikan), warna atau pancaran bilah, serta pola pamor. Kombinasi berbagai komponen ini menghasilkan sejumlah bentuk standar (dhapur) keris yang banyak dipaparkan dalam pustaka-pustaka mengenai keris.Pengaruh waktu memengaruhi gaya pembuatan. Gaya pembuatan keris tercermin dari konsep tangguh, yang biasanya dikaitkan dengan periodisasi sejarah maupun geografis, serta empu yang membuatnya.

Hulu atau pegangan keris

Sebuah keris dengan pegangan berbentuk SemarPegangan keris (bahasa Jawa: gaman, atau hulu keris) ini bermacam-macam motifnya, untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai dewa, pedande (pendeta), raksasa, penari, pertapa hutan dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia dan biasanya bertatahkan batu mirah delima.Pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung yang digunakan pada keris Riau Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti Aceh, Bangkinang (Riau) , Palembang, Sambas, Kutai, Bugis, Luwu, Jawa, Madura dan Sulu, keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak yaitu kayu.Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah wingking ( kepala bagian belakang ) , jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan) ,weteng dan bungkul.

Warangka atau sarung keris

Warangka, atau sarung keris (bahasa Banjar : kumpang), adalah komponen keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, paling tidak karena bagian inilah yang terlihat secara langsung. Warangka yang mula-mula dibuat dari kayu (yang umum adalah jati, cendana, timoho, dan kemuning). Sejalan dengan perkembangan zaman terjadi penambahan fungsi wrangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading.Secara garis besar terdapat dua bentuk warangka, yaitu jenis warangka ladrang yang terdiri dari bagian-bagian : angkup, lata, janggut, gandek, godong (berbentuk seperti daun), gandar, ri serta cangkring. Dan jenis lainnya adalah jenis wrangka gayaman (gandon) yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat angkup, godong, dan gandek.Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan menghadap raja, acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkawinan, dll) dengan maksud penghormatan. Tata cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk(stagen) pada pinggang bagian belakang (termasuk sebagai pertimbangan untuk keselamatan raja ). Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun di belakang (pinggang belakang).Dalam perang, yang digunakan adalah keris wrangka gayaman , pertimbangannya adalah dari sisi praktis dan ringkas, karena wrangka gayaman lebih memungkinkan cepat dan mudah bergerak, karena bentuknya lebih sederhana.Ladrang dan gayaman merupakan pola-bentuk wrangka, dan bagian utama menurut fungsi wrangka adalah bagian bawah yang berbentuk panjang ( sepanjang wilah keris ) yang disebut gandar atau antupan ,maka fungsi gandar adalah untuk membungkus wilah (bilah) dan biasanya terbuat dari kayu ( dipertimbangkan untuk tidak merusak wilah yang berbahan logam campuran ) .Karena fungsi gandar untuk membungkus , sehingga fungsi keindahannya tidak diutamakan, maka untuk memperindahnya akan dilapisi seperti selongsong-silinder yang disebut pendok . Bagian pendok ( lapisan selongsong ) inilah yang biasanya diukir sangat indah , dibuat dari logam kuningan, suasa ( campuran tembaga emas ) , perak, emas . Untuk daerah di luar Jawa ( kalangan raja-raja Bugis , Goa, Palembang, Riau, Bali ) pendoknya terbuat dari emas , disertai dengan tambahan hiasan seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan berlian.Untuk keris Jawa , menurut bentuknya pendok ada tiga macam, yaitu (1) pendok bunton berbentuk selongsong pipih tanpa belahan pada sisinya , (2) pendok blewah (blengah) terbelah memanjang sampai pada salah satu ujungnya sehingga bagian gandar akan terlihat , serta (3) pendok topengan yang belahannya hanya terletak di tengah . Apabila dilihat dari hiasannya, pendok ada dua macam yaitu pendok berukir dan pendok polos (tanpa ukiran).

Wilah atau bilah keris

Keris Moro (kalis) dari Sulu, bilah tidak dituakan dan tidak berpamor.Wilah, wilahan, atau bilah adalah bagian utama dari sebuah keris. Wilah keris adalah logam yang ditempa sedemikian rupa sehingga menjadi senjata tajam. Wilah terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut dapur, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur jangkung mayang, jaka lola , pinarak, jamang murub, bungkul , kebo tedan,pudak sitegal, dll.Pada pangkal wilahan terdapat pesi , yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebutpaksi, di Riau disebut puting, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut punting.Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris disebut ganja (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya aring). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya tosan aji mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga danyoni, dimana ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut sirah cecak, bagian lehernya disebut gulu meled , bagian perut disebut wetengan dan ekornya disebut sebit ron. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam, wilut , dungkul , kelap lintah dan sebit rontal.Luk, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal (ganjil) dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris kalawija, atau keris tidak lazim.

Pasikutan, tangguh keris, dan perkembangan pada masa kini

Lihat pula artikel Tangguh keris.Yang dimaksud dengan pasikutan adalah "roman" atau kesan emosi yang dibangkitkan oleh wujud suatu keris. Biasanya, personifikasi disematkan pada suatu keris, misalnya suatu keris tampak seperti "bungkuk", "tidak bersemangat", "riang", "tidak seimbang", dan sebagainya[19]. Kemampuan menengarai pasikutan merupakan tahap lanjut dalam mendalami ilmu perkerisan dan membawa seseorang pada panangguhan keris.Langgam/gaya pembuatan suatu keris dipengaruhi oleh zaman, tempat tinggal dan selera empu yang membuatnya. Dalam istilah perkerisan Jawa, langgam keris menurut waktu dan tempat ini diistilahkan sebagai tangguh. Tangguh dapat juga diartikan sebagai "perkiraan", maksudnya adalah perkiraan suatu keris mengikuti gaya suatu zaman atau tempat tertentu. "Penangguhan" keris pada umumnya dilakukan terhadap keris-keris pusaka, meskipun keris-keris baru dapat juga dibuat mengikuti tangguh tertentu, tergantung keinginan pemilik keris atau empunya.Tangguh keris tidak bersifat mutlak karena deskripsi setiap tangguh pun dapat bersifat tumpang tindih. Selain itu, pustaka-pustaka lama tidak memiliki kesepakatan mengenai empu-empu yang dimasukkan ke dalam suatu tangguh. Hal ini disebabkan tradisi lisan yang sebelum abad ke-20 dipakai dalam ilmu padhuwungan.Meskipun tangguh tidak identik dengan umur, tangguh keris (Jawa) yang tertua yang dapat dijumpai saat ini adalahtangguh Buda (atau keris Buda). Keris modern pusaka tertua dianggap berasal dari tangguh Pajajaran, yaitu dari periode ketika sebagian Jawa Tengah masih di bawah pengaruh Kerajaan Galuh. Keris pusaka termuda adalah dari masa pemerintahan Pakubuwana X (berakhir 1939). Selanjutnya, kualitas pembuatan keris terus merosot, bahkan di Surakarta pada dekade 1940-an tidak ada satu pun pandai keris yang bertahan [20].Kebangkitan seni kriya keris di Surakarta dimulai pada tahun 1970, dibidani oleh K.R.T. Hardjonagoro (Go Tik Swan) dan didukung oleh Sudiono Humardani[20], melalui perkumpulan Bawa Rasa Tosan Aji. Perlahan-lahan kegiatan pandai keris bangkit kembali dan akhirnya ilmu perkerisan juga menjadi satu program studi pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (sekarang ISI Surakarta).Keris-keris yang dibuat oleh para pandai keris sekarang dikenal sebagai keris kamardikan ("keris kemerdekaan"). Periode ini melahirkan beberapa pandai keris kenamaan dari Solo[20] seperti KRT. Supawijaya (Solo), Pauzan Pusposukadgo (Solo), tim pandai keris STSI Surakarta, Harjosuwarno (bekerja pada studio milik KRT Hardjonagoro di Solo), Suparman Wignyosukadgo (Solo)[21].

Keris legendaris

Keris Mpu GandringKeris Pusaka Setan KoberKeris Kyai SengkelatKeris Pusaka Nagasasra dan Sabuk IntenKeris Kyai CarubukKeris Kyai Condong Campur

Rujukan

^ Darmosoegito, Ki. 1992. Bab Dhuwung. Djojobojo. Surabaya. Hal. 16.^ Indonesia - Information related to Intangible Cultural Heritage. Laman UNESCO.^ a b c d Origin of The Keris. II. Chinese Influence. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.^ Origin of The Keris. III. Keris and Sivaism. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.^ a b c d Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. hal. 4.^ Origin of The Keris. I. Keris Buda. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.^ Lumintu. 1985. Besi, Baja, dan Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 3.^ Moebirman. 1980.a,Keris Senjata Pusaka. Yayasan Sapta Karya. Jakarta.^ "Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian". Wikisource. Wikisource. Diakses 23 May 2013.^ lihat misalnya pada versi bahasa Inggris dari terbitan 1944 oleh Armando Cortesao (Cortesao A. 2005. Suma Oriental of Tome Pires and The Book of Francisco Rodriguez. Asian Publishing House. New Delhi. Hal. 179.^ Origin of The Keris. IV. The birth of modern keris. Laman Old Blades - Malay World Edged Weapons^ Recits de Voyages du XVI et XVIIème siècle. Laman Old Blades: Malay World Edged Weapons.^ The Malay armed forces in: 'Description of Malaca', from Godinho de Eredia (1613). Laman Old Blades: Malay World Edged Wapons. "Description of Malaca" dirilis ulang oleh The Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Cetakan 14, 1997.^ Darmosoegito, Ki. 1992. Ibid. Hal. 9.^ Harsrinuksmo B. 1986. Petunjuk Praktis Merawat Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7.^ Origin of The Keris. III. Keris and Sivaism. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.^ Origin of The Keris. I. Keris Buda. Laman Old Blades. Malay World Edges Weapons.^ Harsrinuksmo, B. 1985. Pamor Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7–8.^ Kusni. 1979. Pakem. Pengetahuan tentang Keris. C.V. Aneka. Semarang. Hal. 91.^ a b c Murtidjono. 1991. Besalen-besalen di Surakarta Masa Kini. Dalam:Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta 1991. Kumpulan Makalah. Panitia Pameran dan Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 35–42.^ Harsrinuksmo B. 1985. Tanya Jawab Soal Keris. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 30., dan Jeno Harumbrojo (Yogyakart a)

Yeremia Kristian 11 MIA 2